17 Desember 2011
Al jannatu tahta aqdaamil ummahaat
Hari Ibu 22 desember. Peringatan hari Ibu mulai dilakukan. Ucapan hari Ibu dan puisi hari Ibu mulai terangkai indah.
Sebuah hadist tentang ibu : Al jannatu tahta aqdaamil ummahaat. Surga dibawah telapak kaki ibu. (HR. Qudha'i dan Khatib dari Anas dalam Al Jami')
Ibu adalah orang yang melahirkan kita. Ia membesarkan, memelihara dan mendidik kita dengan penuh kasih sayang. Sebelumnya, ia mengandung kita selama sembilan bulan. Kemudian, melahirkan kita dengan nyawa sebagai taruhannya. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak patuh kepada ibu.
Hadits "al jannatu tahta aqdaamil ummahaat" ini lebih bermakna kiasan. Ada dua pengertian yang harus dipahami, yaitu:
1. Seorang anak harus berbakti kepada orangtua, terutama ibu, agar ia dapat menjadi ahli surga.
2. Seorang ibu berkewajiban menjadikan anaknya termasuk ahli surga dengan mendidiknya menjadi anak yang sholih sholihah.
Dari Abu Hurairah ra berkata: Ada seseorang yang datang menghadap Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasulallah, siapakah orang yang lebih berhak dengan kebaikanku?” Jawab Rasulullah, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ayahmu.” (Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah)
Pengulangan kata “ibu” sampai tiga kali menunjukkan bahwa ibu lebih berhak atas anaknya dengan bagian yang lebih lengkap, seperti al-bir (kebajikan), ihsan
(pelayanan). Hal ini bisa dipahami dari kerepotan ketika hamil, melahirkan, menyusui. Tiga hal ini hanya bisa dikerjakan oleh ibu, dengan berbagai penderitaannya, kemudian ayah menyertainya dalam tarbiyah, pembinaan, dan pengasuhan.
Firman Allah swt., “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun –selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun–, bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu. (QS.Luqman: 14)
Allah swt. menyamakan keduanya dalam berwasiat, namun mengkhususkan ibu dengan tiga hal yang telah disebutkan di atas.
Imam Ahmad dan Bukhari meriwayatkan dalam Al-Adabul Mufrad, demikian juga Ibnu Majah, Al Hakim, dan menshahihkannya dari Al- Miqdam bin Ma’di Kariba, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sesunguhnya Allah swt. telah berwasiat kepada kalian tentang ibu kalian, kemudian berwasiat tentang ibu kalian, kemudian berwasiat tentang ibu kalian, kemudian berwasiat tentang ayah kalian, kemudian berwasiat tentang kerabat dari yang terdekat.”
Hal ini memberikan kesan untuk memprioritaskan kerabat yang didekatkan dari sisi kedua orang tua daripada yang didekatkan dengan satu sisi saja. Memprioritaskan kerabat yang ada hubungan mahram daripada yang tidak ada hubungan mahram, kemudian hubungan pernikahan.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran tentang ibu yang lebih diprioritaskan dalam berbuat kebaikan dari pada ayah.
Published with Blogger-droid v1.7.3
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar